Seri Anarkis : Nestor Makhno

10 08 2011

Nestor Ivanovich Makno lahir pada 27 Oktober 1889 di Gulyai-Polye, selatan Ukraina. Ia anak kelima dari keluarga petani miskin. Saat masih sangat muda, ayahnya meninggal. Demi membantu ibu dan keluarganya, Makhno yang masih berusia 7 tahun, bekerja pada seorang tuan tanah kaya.

Ketika berusia 16 tahun, Makhno bekerja di pengecoran logam. Sejak saat itu, semangat pemberontakkannya timbul terlebih setelah revolusi 1905 gagal. Ia mulai gencar berhubungan dengan berbagai organisasi politik. Kemudian, Makhno bergabung dalam kelompok anarcho-komunis Gulyai-Polye dan menjadi aktivis yang militan.

Bersama kelompoknya, Makhno menyerang kantor polisi. Ia ditangkap dan dipenjara. Selama itu pula ia disiksa bahkan dijatuhi hukuman mati. Namun, hukumannya ditangguhkan. Sebagai gantinya, ia dihukum kerja paksa seumur hidup.

Ia dipenjara di sel tersendiri. Selama masa hukuman di Moscow, Makhno mempelajari banyak hal dari Peter Arshinov (1887-1936), tokoh anarkis terkenal di Moskow.

Makhno akhirnya bebas pada 1 Maret 1917 ketika revolusi pecah. Ia kembali ke Gulyai-Polye. Di sana ia disambut hangat oleh kelompok anarkisnya. Makhno dan kameradnya mulai fokus pada pembangunan Soviet (dewan komunitas).  Akhir Agustus 1917, mereka mengumumkan “pelucutan senjata semua kaum borjuis dan penghapusan hak mereka terhadap kesejahteraan masyarakat

Lahan dan peternakan diambil alih dari para kulak kaya dan didistribusikan pada petani-petani miskin. Komune yang beranggotakan 100-300 orang dibentuk berdasar partisipasi sukarela.  Beberapa bengkel kerja dikuasai kaum pekerja.  Komite swadaya mereka bertugas mengorganisir angkatan kerja dan mengatur pendistribusian hasil produksi.

Khawatir kekuatan mereka menguasai Rusia, Lenin dan Trotsky mengadakan kesepakatan damai terpisah (perjanjian Brest-Litovsk) dengan pemerintah kerajaan Jerman pada 3 Maret 1918. Imbasnya, gerbang menuju Ukraina terbuka lebar bagi pasukan Austro-Jerman. Pemerintahan otokrasi Hetman Skoropadsky disusupi penjajah.

Kontra-Revolusi ini melenyapkan organ-organ revolusi otonomis petani dan pekerja. Para partisan merancang revolusi secara diam-diam karena sadar tidak ada harapan lagi dalam perang terbuka. Mereka mempersiapkan rencana pemberontakan petani setelah masa panen. Meski demikian, Makhno harus menyingkir karena ia terancam dibunuh bahkan sudah ada “harga untuk kepalanya”.

 

“ Juni, 1918, aku bertemu Lenin di Kremlin […]. Orang akan kesulitan menemukan kombinasi penipu dan hipokrit pada diri seorang master politik seperti yang kulihat dari Lenin kala itu. Pada saat itu, pemerintahan Bolshevik telah berencana menekan anarkisme dengan cara mendiskreditkannya.  Bolshevisme Lenin harus melenyapkan semua gerakan pembebasan revolusioner [..].” The Struggle against the State (dan tulisan-tulisan lain), karya Makhno (1925-1932), diterjemahkan oleh Alexandre Skirda.

Awal Juli 1918, Makhno kembali ke Ukraina dan mengorganisir pemberontakkan dibawah bendera hitam. Para partisan memberikan pukulan besar bagi  pimpinan Austro –Jerman dan asosiasinya, The Ukrainian Central Rada. Mereka menyerang tiba-tiba, lalu lenyap dengan bantuan para petani yang menyembunyikan kuda-kuda mereka.

Reputasi Makhno meningkat. Berbagai kelompok ikut bergabung. Makhno dan anggota Makhnovshchina dipilih dan diingat pasukannya. Semangat kebebasan semakin besar.

November 1918, Austro-Jerman mengevakuasi Ukraina. Makhno menangkis tentara putih Tsar.

Kongres regional kaum petani dan pemberontak mengkoordinasikan aktivitas ekonomi. Pasukan dibawah kendali populasi. Kaum petani punya hak untuk mengkritik bahkan ke Makhno sendiri. Aksi itu lebih pada dukungan terhadap aspirasi kaum petani daripada mengindoktrinasi mereka.

Sejak itu, Makhno menjadi tokoh penting di Ukraina. Rezim Bolshevik memutuskan menyerang gerakan Makhnovshchina.

Kami yakin di masa mendatang, seluruh kelas pekerja akan berada pada posisi yang sama, dan bahwa mereka akan mengorganisir kehidupan profesional,ekonomi, sosial, dan budaya mereka sendiri sesuai asas kebebasan, tanpa menjadi subjek bagi wakil,  tekanan, dan kediktatoran setiap personal, partai, atau pemerintahan apapun”.

Trotsky menyatakan, “akan lebih baik bila Deniken (Jendral Tsar) menguasai Ukraina daripada membiarkan Makhnovshchina  semakin besar!”

Kepala Makhno kembali dihargai. Tentara merah dan partisan Makhnovist saling menyerang.

Trotsky lebih memilih kekuatan reaksioner daripada Makhno. Jendral Tsar Wrangel, mengorganisir kembali Tentara Putih, menyerbu Ukraina, dan mengalahkan Bolshevik.

Di Moskow, Lenin bersiap mengungsi. Saat itu, Bolsheviks menawarkan kerjasama dengan Makhno. Kaum Makhnovist menang melawan Wrangel  yang kemudian mengirim Tentara Merah.

Segera setelah itu, Trotsky melakukan serangan terhadap Makhno. Merasa dikhianati, pimpinan komandan ditembak. Masyarakat terteror.

Makhno bertahan hingga 1921. Makhno yang terluka dievakuasi dan diusung oleh pasukan terakhirnya. Akhirnya, Ia mencari perlindungan di Paris.

Di Renault, Makhno kembali hidup sebagai buruh. Sejak itu, Ia digerogoti penyakit dan kesedihan. Polisi rahasia Soviet menuduh Makhno terlibat dalam aksi antisemit dan pogrom[i].

Respons Makhno terhadap tuduhan itu:

Apakah realitas berpihak pada kebohongan ini? Semua buruh Yahudi asal Ukraina, seperti halnya semua buruh Ukraina lain, tahu betul gerakan yang kupimpin selama beberapa tahun ini adalah gerakan revolusi buruh yang otentik. Gerakan ini tidak pernah sekalipun memisahkan organisasi praktis dari para buruh yang dikhianati, dieksploitasi, dan ditindas sesuai ras mereka. Sebaliknya, gerakan kami berusaha menyatukan mereka dalam satu kekuatan revolusi, yang mampu bertindak melawan penindas mereka, terutama melawan Denikenist yang dipenuhi antisemitisme. Gerakan kami tidak pernah melakukan pogrom dan tidak pernah menganjurkannya.

 

Lebih jauh lagi, banyak buruh Yahudi yang ditempatkan di garis depan gerakan revolusi Ukraina (Makhnovist).

 

Contohnya, salah satu kompi dalam rezim infanteri Gulyay-Polye terdiri dari 200 buruh Yahudi.  Selain itu, juga ada 4 pasukan artileri yang bagian senjata, unit pertahanan, dan komandan semuanya orang Yahudi.

 

Sejumlah besar buruh Yahudi dalam gerakan Makhnovist, untuk alasan personal, memilih bergabung dalam unit penyerangan. Mereka semua pejuang kebebasan yang secara sukarela bergabung dalam perjuangan terhormat kami demi kepentingan bersama kaum buruh. Pejuang anonim ini memiliki perwakilan sendiri dalam organ ekonomi untuk perbekalan perang. Semua ini boleh diperiksa diantara koloni dan desa Yahudi di bagian Gulyay-Polye.

 

Semua buruh Yahudi yang memberontak bekerja di bawah komandoku selama ini, bukan hanya beberapa hari atau bulan saja, tapi sepanjang tahun. Mereka semua saksi mata bagaimana aku,  staff prajurit,dan pasukan sebagai satu kesatuan bersikap terhadap antisimitisme dan pogrom yang semakin berkembang.

Tindakan pogrom maupun penjarahan telah dihancurkan dari pucuknya.  Siapapun yang terbukti bersalah selalu ditembak di tempat.

Makhno meninggal pada 1934. Lima ratus orang hadir dalam pemakamannya pada 28 Juni di Pere-Lachaise—tempat jasadnya bersemayam dengan rekan-rekan seperjuangannya.


[i] Aksi penganiayaan terhadap kelompok etnis tertentu, dalam hal ini kaum Yahudi.


Actions

Information

Leave a comment